Pengikut

Jumaat, 5 Julai 2013

Muhasabah Diri - Perkongsian V

Pada suatu ketika, di Pinggir pantai dihujung minggu seorang tua sedang memerhatikan gelagat anak-anak yang sedang bermain pasir membentuk kota-kota lama dan lingkaran pagar.. Di dekat orang tua tersebut kepada anak-anak kecil yang sedang bermain tersebut dan menyapa mereka dan

berkata:


“Siapa diantara kamu yang mahukan duit sebanyak RM 50.00 " sambil menunjukkan sekeping wang kertas sambil mengipas-ngipas dirinya.!” Semua anak itu terhenti bermain dan seakan terkejut sambil mengangkat tangan dengan muka manis penuh senyum dan penuh berharap. Orang tua itu lalu berkata, “Mak Cik akan  memberikan wang ini kepada anak-anak setelah semua melihat apa yang mak cik akan buat...Perhatikan .”


Orang tua tersebut meramas-ramas wang tersebut  hingga lusuh. Di ramasnya terus sehingga beberapa minit. Ia lalu kembali bertanya “Siapa yang masih mahu dengan wang yang lusuh ini?” Anak-anak itu tetap bersemangat dan masih mengangkat tangan.


“Tapi,, kalau Mak Cik pijak bagaimana? “. Lalu, Orang tua itu menjatuhkan wang kertas tersebut itu ke pasir dan memijak-mijaknya dengan kaki. Di pijak dan di tekannya dengan kuat wang kertas tersebut hingga kotor. Beberapa minit kemudian, Ia lalu mengambil kembali wang tersebut.

Dan orang tua itu kembali bertanya: “Siapa yang masih mahukan wang ini?”
Tetap sama....! Anak-anak itu masih mengangkat tangan . Bahkan hingga mengundang perhatian setiap orang yang berada berhampiran anak-anak tersebut. Kini hampir semua yang ada di pinggir pantai itu mengangkat tangan untuk mendapatkan wang tersebut.


Moral:- 

Cerita diatas sangatlah sederhana. Namun kita dapat belajar sesuatu yang sangat berharga dari cerita itu. Apapun yang dilakukan oleh orang Tua tersebut, semua kanak-kanak itu akan tetap menginginkan wang tersebut, Kenapa? karena tindakan orang tua tersebut tidak akan mengurangi nilai dari wang yang akan di hadiahkan. Wang itu akan tetap bernilai RM 50.00.


Perlu diingat, seringkali, dalam hidup ini, kita merasa bosan , tertekan, tidak bererti, takut,risau kehilangan minat,putus asa  atas apa yang terjadi pada sekeliling kita, atas segala keputusan yang telah kita ambil, kita merasa rapuh. Kita juga kerap mengeluh atas semua ujian yang di berikan-Nya.

Kita seringkali merasa tak berguna, tak berharga di mata orang lain. Kita merasa di perlekehkan,diperbodohkan dan tidak dipedulikan oleh keluarga, teman, bahkan oleh orang disekelilingi kita.Namun, percayalah, apapun yang terjadi, atau bakal terjadi, kita tak akan pernah kehilangan nilai diri kita di mata Allah. Bagi-Nya, lusuh, kotor, tertekan, ternoda, selalu ada saat untuk keampunan dan maafaan.


Kita tetap bernilai di sisi Allah..Nilai dari diri kita, tidak timbul dari apa yang kita sandang, atau dari apa yang kita dapat. Nilai diri kita, akan dinilai dari akhlak dan perangai kita. Tingkah laku kita. Seberapa pun kita ditekan oleh ketidak adilan, kita akan tetap diperebutkan, kalau kita tetap konsisten menjaga sikap kita.


Akhlak ialah bunga kehidupan kita. Merupakan seberapa bernilainya manusia. Dengan akhlak, rasa sayang dan senang akan selalu mengikuti kita, dan merupakan modal bagi hidup kita.

Orang yang tidak mempunyai akhlak, meskipun ia berharta, tidak ada nilainya. Meskipun dia cantik, tapi jika sikapnya buruk dan tiada berakhlak, maka kecantikannya tiada berguna baginya. Begitu pula dengan orang yang berpangkat tinggi, tanpa akhlak, dia menjadi orang yang dibenci.


“Ya Allah ampunilah hamba-hamba mu ini yang telah mengkufuri nikmat yang engkau telah berikan”.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan