Pada suatu ketika, di Pinggir pantai dihujung minggu
seorang tua sedang memerhatikan gelagat anak-anak yang sedang bermain
pasir membentuk kota-kota lama dan lingkaran pagar.. Di dekat orang tua
tersebut kepada anak-anak kecil yang sedang bermain tersebut dan menyapa
mereka dan
berkata:
“Siapa
diantara kamu yang mahukan duit sebanyak RM 50.00 " sambil menunjukkan
sekeping wang kertas sambil mengipas-ngipas dirinya.!” Semua anak itu
terhenti bermain dan seakan terkejut sambil mengangkat tangan dengan
muka manis penuh senyum dan penuh berharap. Orang tua itu lalu berkata,
“Mak Cik akan memberikan wang ini kepada anak-anak setelah semua melihat apa yang mak cik akan buat...Perhatikan .”
Orang tua tersebut meramas-ramas wang tersebut hingga
lusuh. Di ramasnya terus sehingga beberapa minit. Ia lalu kembali
bertanya “Siapa yang masih mahu dengan wang yang lusuh ini?” Anak-anak
itu tetap bersemangat dan masih mengangkat tangan.
“Tapi,,
kalau Mak Cik pijak bagaimana? “. Lalu, Orang tua itu menjatuhkan wang
kertas tersebut itu ke pasir dan memijak-mijaknya dengan kaki. Di pijak
dan di tekannya dengan kuat wang kertas tersebut hingga kotor. Beberapa
minit kemudian, Ia lalu mengambil kembali wang tersebut.
Dan orang tua itu kembali bertanya: “Siapa yang masih mahukan wang ini?”
Tetap
sama....! Anak-anak itu masih mengangkat tangan . Bahkan hingga
mengundang perhatian setiap orang yang berada berhampiran anak-anak
tersebut. Kini hampir semua yang ada di pinggir pantai itu mengangkat
tangan untuk mendapatkan wang tersebut.
Moral:-
Cerita
diatas sangatlah sederhana. Namun kita dapat belajar sesuatu yang
sangat berharga dari cerita itu. Apapun yang dilakukan oleh orang Tua
tersebut, semua kanak-kanak itu akan tetap menginginkan wang tersebut,
Kenapa? karena tindakan orang tua tersebut tidak akan mengurangi nilai
dari wang yang akan di hadiahkan. Wang itu akan tetap bernilai RM 50.00.
Perlu diingat, seringkali, dalam hidup ini, kita merasa bosan , tertekan, tidak bererti, takut,risau kehilangan minat,putus asa atas
apa yang terjadi pada sekeliling kita, atas segala keputusan yang telah
kita ambil, kita merasa rapuh. Kita juga kerap mengeluh atas semua
ujian yang di berikan-Nya.
Kita seringkali
merasa tak berguna, tak berharga di mata orang lain. Kita merasa di
perlekehkan,diperbodohkan dan tidak dipedulikan oleh keluarga, teman,
bahkan oleh orang disekelilingi kita.Namun, percayalah, apapun yang
terjadi, atau bakal terjadi, kita tak akan pernah kehilangan nilai diri
kita di mata Allah. Bagi-Nya, lusuh, kotor, tertekan, ternoda, selalu
ada saat untuk keampunan dan maafaan.
Kita
tetap bernilai di sisi Allah..Nilai dari diri kita, tidak timbul dari
apa yang kita sandang, atau dari apa yang kita dapat. Nilai diri kita,
akan dinilai dari akhlak dan perangai kita. Tingkah laku kita. Seberapa
pun kita ditekan oleh ketidak adilan, kita akan tetap diperebutkan,
kalau kita tetap konsisten menjaga sikap kita.
Akhlak
ialah bunga kehidupan kita. Merupakan seberapa bernilainya manusia.
Dengan akhlak, rasa sayang dan senang akan selalu mengikuti kita, dan
merupakan modal bagi hidup kita.
Orang yang
tidak mempunyai akhlak, meskipun ia berharta, tidak ada nilainya.
Meskipun dia cantik, tapi jika sikapnya buruk dan tiada berakhlak, maka
kecantikannya tiada berguna baginya. Begitu pula dengan orang yang
berpangkat tinggi, tanpa akhlak, dia menjadi orang yang dibenci.
“Ya Allah ampunilah hamba-hamba mu ini yang telah mengkufuri nikmat yang engkau telah berikan”.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan